Beberapa kali saya mendengar sahabat wanita saya mengeluh seperti ini, "Kenapa ya pria itu nggak nembak-nembak juga?" Nah, sementara itu dari pihak pria, saya juga sering mendengar mereka mengeluh demikian, "Respon wanita kok lebih sering nggak jelas ya kalo ada pria yang lagi nglakuin pendekatan kepadanya?"
Wanita takut patah hati
Konon, karena wanita diciptakan dari tulang rusuk pria yang lebih dekat dengan hati, menjadikan sosoknya sebagai makhluk yang mudah terluka perasaannya. Sebuah peribahasa berkata, "Patah hati merupakan kehancuran bagi wanita tapi pengalaman bagi pria" (Broken heart is smash for women, but an experience for men).
Karena hati wanita yang lembut ini, menyebabkan mereka 'diharuskan' lebih ekstra hati-hati dalam menjaga hatinya. Wanita nampak lebih lambat merespon tindakan pria yang mendekatinya bukan karena alasan ia tidak suka kepada pria tersebut saja, tapi bisa jadi karena ia sedang membentuk benteng untuk melindungi hatinya dari keretakan.
Dewi, membagikan isi hatinya kepada saya suatu siang, "Aku sebenarnya suka sama Andi."
"Lalu kenapa kamu ngindar terus kalo Andi ke rumahmu?"
"Aduh...itu dia...aku takut patah hati..."
Buat para pria yang sedang melakukan pendekatan kepada wanita, sadarilah bahwa hati wanita itu lebih rapuh dari hatimu. Salah sentuh, bisa membuat hidup wanita menjadi tidak normal beberapa saat. Karenanya, mereka sudah terdidik secara alami untuk mengatasi luka hatinya dengan membentuk benteng-benteng pertahanan guna melindungi satu-satunya harta wanita yang berharga tersebut.
Saat wanita sudah menyerahkan hatinya kepada satu pria, ia akan sulit berpaling darinya. Tapi untuk menuju kesana, mereka perlu diyakinkan dulu bahwa mereka akan menyerahkan hati itu kepada orang yang tepat, yang akan menjaganya, dan tidak akan menyakitinya. Mengertilah terhadap ketakutan wanita yang satu ini dan bertindaklah tegas kepada mereka. Ketegasan pria akan menimbulkan rasa aman kepada wanita selain perbuatan dan perhatian dari anda, sehingga mereka berani menunjukkan respon yang tepat kepada pendekatan anda pada waktunya.
Pria takut penolakan
Jika wanita punya ketakutan terhadap patah hati, pria juga memiliki rasa ketakutan tersendiri. Pria takut ditolak ketika ia hendak melangkah ke jenjang yang lebih tinggi dari sekedar pertemanan dengan wanita yang disukainya. Karena pria takut penolakan ini, membuat mereka tak jarang mengulur-ulur waktu untuk berkomitmen.
Secara naluri, para pria punya keinginan untuk selalu dikagumi oleh para wanita, terutama wanita yang disukainya. Hal inilah yang membuat pria takut akan penolakan dan pasti menghadapi dilema saat mereka hendak menyatakan perasaannya kepada wanita yang ditujunya.
"Baiknya aku nembak Nina nggak ya?", tanya Dedi.
"Kenapa ragu? Bukannya Nina juga udah ngasih respon baik sama pendekatanmu selama ini?"
"Ya...tapi kan belum tentu 100% bakal diterima juga. Aku takut, ntar abis nembak Nina trus ternyata dia nggak suka sama aku, kemudian bikin persahabatan kami buyar. Aku nggak mau kehilangan Nina baik sebagai wanita yang kusukai apalagi sebagai sahabat."
Buat para wanita yang sedang menunggu pria pujaan hatinya mengambil komitmen, beri mereka dorongan semangat dengan memberi respon yang tepat atas tindakan pendekatan mereka, agar mereka percaya diri pada kekuatannya. Pria perlu diyakinkan bahwa mereka akan tetap berharga di mata anda sampai kapanpun meski nanti sesuatu yang buruk menimpa hubungan kalian.
Jika pria memutuskan untuk pergi/menarik diri dari wanita lebih dulu, lebih sulit mengawali hubungan mereka kembali daripada jika pihak wanita yang memutuskan untuk pergi/menarik diri duluan. Ketika hati pria beku, logika dan egonya semakin mengambil peran dan itu lebih sulit ditaklukkan dengan apapun juga selain mereka sendiri yang mengubahnya. Sebaliknya, jika hubungan itu diputuskan oleh wanita lebih dulu, mereka masih cenderung lebih mudah memaafkan pria di kemudian hari karena wanita terbiasa berempati dan bergerak dengan hatinya, bukan dengan logika
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Jangan main - main dengan situs kami.
Posting Komentar